Minggu, 29 Maret 2015

Makalah Teknologi Pembelajaran

MEDIA AUDIO VISUAL, MULTIMEDIA DAN PENGGUNAAN MULTIMEDIA

Disusun Guna Memenuhi Tugas Teknologi Pembelajaran Anak Usia Dini
Dosen pengampu:     1. Prof. Dr. Sri Anitah, M. Pd.
2. Dra. Ruli Hafidah, M. Pd.



Description: LOGO UNSk.jpg

Disusun Oleh:
Ningrum Ayu Rahmawati       K8112049
Wuri Maulani                          K8112074
Yanis Tri Hastutik                   K8112075

UNIVERSITAS SEBELAS MARET
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN GURU - PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PG-PAUD)
Jl. Slamet Riyadi No.449 telp (0271) 714031 Kleco, Surakarta


KATA PENGANTAR


Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Media Audio Visual, Multimedia dan Penggunaan Multimedia” guna memenuhi tugas mata kuliah Teknologi Pembelajaran Anak Usia Dini dan juga untuk menambah ilmu pengetahuan.
Makalah ini disusun bukan hanya dari pemikiran dan upaya penulis sendiri, tetapi juga dengan dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, ingin mengucapkan terima kasih kepada Ibu Sri Anitah dan Ibu Ruli Hafidah atas bimbingannya dalam proses pembuatan makalah ini dan teman-teman sekalian yang sangat membantu dalam terselesaikannya makalah ini.
Namun penulis menyadari bahwa penulis masih banyak mempunyai kesalahan dalam membuat makalah ini. Karena itu, kami meminta kritik dan saran yang bisa membangun dan memperbaiki makalah ini. Dan kami juga akan memperbaikinya supaya lebih baik lagi mendatang.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
                                                                           Surakarta,      November 2014


                                                                                       Tim Penulis


DAFTAR ISI


BAB I

PENDAHULUAN

A.           Latar Belakang Masalah

Dalam dewasa ini pendidikan merupakan tonggak dalam mencetak generasi penerus bangsa yang berkualitas, oleh karena itu pendidikan harus dapat membentuk karakter dan dapat mengembangkan potensi peserta didik. pendidikan yang bermutu akan dapat membentuk karakter dan mengembangkan potensi para peserta didik, hal tersebut sesuai dengan tujuan pendidikan yang tertuang dalam Undang-Undang SIKDIKNAS No. 23 Tahun 2002. Dalam mewujudkan pendidkan yang bermutu tentunya perlu perbaruan sesuai dengan perkembangan dunia pendidikan, baik dari segi kurikulum, pendidik, sarana dan prasarana serta sumber belajar lainnya. Perlunya adanya pembaruan dalam kegiatan pembelajaran agar materi yang disampaikan guru dapat diterima dengan baik oleh peserta didik diperlukan media pembelajaran yang tepat. Terlebih sekarang perkembangan teknologi yang semakin maju, sebagai pendidik harus dapat memanfaatkan perkembangan teknologi tersebut guna memberikan kegiatan pembelajaran yang efektif agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Dalam penggunaan media pembelajaran diharapkan dapat memberikan kemudahan bagi peserta didik dalam menyerap segala materi yang disampaikan oleh guru, serta dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Baik menggunakan media visual, media audio, dan media audio visual. Dalam menggunakan media berbasis multimedia harus diperhatikan apakah efektif dan efisienkah media tersebut digunakan dalam kegiatan pembelajaran, oleh karena guru harus bijak kapan dapat menggunakan multimedia dan kapan harus menolak multimedia dalam pembelajaran. Dalam penggunaan multimedia tentu terdapat kelebihan dan kelemahan, oleh sebab itu guru atau pendidk harus jeli dalam menggunakan media agar tujuan pembelajaran dapat tercapai denga optimal guna mewujudkan generasi penerus bangsa yang berkualitas.

B.            Rumusan Masalah

1.      Apakah definisi media audio visual?
2.      Apa saja jenis-jenis media audio visual?
3.      Bagaimana manfaat media audio visual dalam pembelajaran?
4.      Apa saja jenis-jenis multimedia?
5.      Bagaimana manfaat penggunaan multimedia dalam pembelajaran?
6.      Bagaimana penggunaan multimedia yang tepat?

C.           Tujuan

1.      Dapat memahami media audio visual dalam pembelajaran.
2.      Dapat memahami jenis-jenis media audio visual.
3.      Memahami manfaat media audio visual dalam pembelajaran.
4.      Dapat memahami multi media dalam pembelajaran.
5.      Dapat memanfaatkan multimedia dalam pembelajaran.
6.      Dapat menerapkan penggunaan multimedia yang tepat untuk pembelajaran.

7.       

BAB II

PEMBAHASAN

A.           MEDIA AUDIO VISUAL

1.    Definsi Media Audio Visual

Secara etimologi “kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata “medium” yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar, maksudnya sebagai perantara atau alat menyampaikan sesuatu” (Salahudin, 1986: 3). Assosiasi Pendidikan Nasional (dalam Arief S. Sadiman, 2008) menyatakan bahwa, “media adalah bentuk- bentuk komunikasi baik secara tercetak maupun audiovisual serta peralatannya”. Jadi dapat disimpulkan media audiovisual adalah media perantara yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar untuk menyampaikan sesuatu.
Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik karena meliputi suara dan gambar. Media audio-visual merupakan media yang digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Dalam media audio visual terdapat dua unsur yang saling bersatu yaitu audio dan visual. Adanya unsur audio memungkinkan siswa untuk dapat menerima pesan pembelajaran melalui pendengaran, sedangkan unsur visual memungkinkan penciptakan pesan belajar melalui bentuk visualisasi.

2.    Jenis-Jenis Media Audiovisual

Melalui media audio visual, seseorang tidak hanya dapat melihat atau mendengar saja, tetapi dapat melihat sekaligus mendengarkan sesuatuyang divisualisasikan. Banyak sekali jenis media audio visual, namun dalam makalah ini hanya dikemukakan beberapa diantaranya yang banyak digunakan.
a.    Slide Share
Slide share merupakan jenis media visual yang menampilkan sejumlah slide, dipadukan dalam suatu cerita atau suatu jenis pengetahuan yang diproyeksikan pada layar dengan iringan suara. Ada beberapa macam slide suara dilihat dari jenis bahan dan ukurannya. Tetapi slide yang akan dibicarakan disini adalah gambar sebagai hasil pemotretan yang menggunakan kamera biasa.
Pengertian iringan suara dapat bermacam- macam, misalnya ada pertunjukkan slide yang diiringi suara dari piringan hitam, open-reel, atau kaset, bahkan ada yang langsung dari radio seperti pada program “radio vision” dari BBC London. Cara yang paling mudah untuk mengiringi pertunjukkan slide adalah dengan menggunakan kaset perekam yang dimiliki umum atau digunakan orang pada masa kini. Pengembangan media ini lebih banyak tergantung pada cukup tidak tersedianya perangkat lunak yang diperlukan, sedangkan perangkat kerasnya mudah diperoleh di toko dengan harga yang tidak terlampau mahal. Di Negara kita program slide, khususnya dalam bidang pendidikan belum cukup tersedia, bahkan boleh dikatakan sedikit sekali. Oleh karena itu, alangkah baiknya bila guru dapat membuat program slide untuk keperluan sendiri.
Terwujudnya program slide suara yang baik sangat ditentukan oleh adanya kerjasama yang baik antara unsur-unsur :
·         Graphic artist (ahli seni grafis), yang akan menyelesaikan bidang karya grafis dalam bentuk tulisan tangan, gambar, caption, judul dan lain-lain
·         Photografer, yang akan membantu memindahkan cerita dan ide penuliske dalam karya potretnya.
·         Narator (pembaca narasi/ kata –kata yang menyertai gambar), yang akan mendramatisasi pesan naskah dengan ilustrasi music, efek suara, dan lain-lain, setiap kali akan digunakan media slide dalam pembelajaran, hendaknya diperhatikan media yang dipilih itu dan ditentukan tujuannya. Program slide suara adalah suatu programyang melibatkan media audio visual. Dalam programnya memerlukan penelitian yang memungkinkan kedua media ini dapat ditampilkan secara utuh, saling membantu, dan saling mengisi.
Ø Jenis – Jenis Program Slide
Menurut sasarannya, slide suara dapat digolongkan menjadi :
·     Program slide untuk promosi
Program ini mempunyai pemirsa yang beraneka ragam dan sasarannya sangat luas. Akibatnya kemampuan berpikir dan daya tangkap dalam mencerna penampilan program slide juga berbeda- beda. Jenis ini misalnya, slide pariwisata pulau Bali, Borobudur, danau Toba, dan lain-lain.
·     Program slide yang berupa anjuran
Narasi dalam program ini disusun sedemikian rupa sehingga berupa pesan yang nmemberi petunjuk. Jenis ini misalnya, program KB, transmigrasi.
·     Program slide untuk penerangan
Pesan yang dibawakan penerangan, dikaitkan dengan bahaya yang timbul akibat orang- orang yang melanggarnya. Termasuk dalam jenis ini misalnya: bahaya narkoba, akibat tak mentaati aturan lalulintas, akibat penebangan hutan, dan lain-lain.
·     Program slide ilmu pengetahuan khusus
Pemirsa untuk program ini bukan sembarang orang, melainkan sudah mengkhusus, yang mempunyai kemampuan berpikir seimbang, misalnya: Pembelajar SMP, SMA, atau para pembelajar jurusan tertentu. Contoh yang lebih khusus adalah matematika untuk SMA kelas III atau konstruksi beton bertulang untuk mahasiswa teknik sipil.
·     Program slide pengetahuan popular
Pemirsa program ini dari kalangan luas tetapi berkisar pada orang- orang yang memiliki kemampuan berpikir mengenai jenis- jenis topic yang popular. Misalnya : pendaratan manusia ke bulan, listrik tenaga surya, dan lain lain.
·     Program slide yang bersifat documenter
Program ini mempunyai pemirsa yang dapat sangat terbatas dan bersifat khusus, meskipun menjadi perhatian manusia di dunia. Jenis ini misalnya: pemugaran candi Borobudur, penelitian ruangan Piramida di Mesir, dan lain- lain.
b.    Televisi
Istilah televisi terdri dari kata tele berarti jauh dan visi berarti penglihataan. Jadi program televisi berarti suatu program yang memperlihatkan sesuatu dari jarak jauh. Sesuatu atau peristiwa yang berada jauh dari tempat pemirsa, dapat dihadirkan dir umah melalui pesawat televise. Segi jauhnya ditransmisikan dengan prinsip- prinsip kamera sehingga menjadi gambar, baik dalam bentuk gambar hidup (bergerak) maupun gambar mati (diam)
Program televisi dibedakan menjadi :
1.    Jaringan televisi sekitar atau closed circuit television (CCTV)
Jaringan televisi sekitar merupakan program televisi yang dioperasikan di kampus- kampus atau ditempat- tempat lain yang berjarak dekat. Untuk program CCTV, hubungan antar pemancar dengan pesawat penerima disalurkan melaui kabel koneksial. Selain itu, pesannya bersifat khusus, misalnya: bahan- bahan kuliah. Komunikannya bersifat homogeny seperti: mahasiswa semester tertentu, jurusan tertentu.
2.    Program Televisi Siaran ( Televisison Broadcast)
Program ini merupakan media komunikasi massa dengan ciri- ciri yang dimiliki oleh komunikasi massa sebagai berikut:
·      Berlangsung satua arah, dalam arti tidak terdapat arus balik dari komunikasi (tidak mengetahui tanggapan pemirsa yang dijadikan sasaran). Misalnya, penyiar TV, tidak mengetahui bagaimana tanggapan pemirsa yang dijadiakan sasaran sewaktu dibacakan warta berita. Penyiar mengetahui tanggapan itu melalui surat pemirsa, komentar majalah, Koran, atau balikan melalui telepon. Pada saat ini telah ada kemajuan bahwa pemirsa dapat berdialog secara interaktif. Akan tetapi semua itu terjadi setelah komunikasi selesai. Oleh karena itu, komukator tidak dapat memperbaiki gaya komunikasinya pada saat itu juga seperti halnya komunikasi tatap muka.
·      Komunikator melembaga, stasiun TV sebagai media komunikasi massa merupakan suau institusi atau organisasi. Oleh karena itu, komunikatornya melembaga. Dalam menyebarluaskan pesan, komunikator bertindak atas nama lembaga, maka harus sejalan dengan kebijakan lembaga yang diwakilinya. Sebagai konsekuensi, komunikator bekerja dalam suatu kerabat kerja tidak sendirian, tetapi ditunjang oleh juru kamera, pengarah acara, juru suara, dan lain- lain kerabat kerja yang banyak jumlah dan jenisnya.
·      Pesan bersifat umum. Pesan yang disebarkan melalui media massa bersifat umum, karena ditujukan untuk umum dan mengenai kepentingan umum. Jadi, tidak ditujukan pada peroranagan atau kelompok orang tertentu. Inilah yang membedakan media massa dengan media non massa seperti misalnya: telepon, fax, telex, dan lain- lian.
·      Menimbulkan keserempakan. Salah satu cirri komunikasi massa adalah kemampuan dalam penerimaan pesan yang disiarkan pada khalayak secara serempak. Misalnya : pidato Presiden, akan dilihat dan didengar oleh seluruh rakyat secara serempak pada waktu yang sama.
·      Bersifat heterogen. Khalayak yang merupakan anggota masyarakat, yang terlibat dalam proses komukiasi massa bersifat heterogen. Antara satu sama lain hidup di lingkungan berbeda dalam berbagai hal seperti: usia, agama, pekerjaan, ideology, jenis kelamin, pendidikan, pengalaman, kebudayaan, pandangan, cita- cita, dan lain- lain. Keragaman pemirsa itulah yang menjadi hambatan seorang komunikator dalam menyebarluaskan pesannya melalui media massa.
Ø Fungsi Media Televisi
·      Fungsi penerangan, memberi penerangan kepada massa. Masyarakat lebih tertarik pada media ini karena faktor keterdekatan dan langsung, maksudnya berbagai peristiwa yang disiarkan oleh stasiun televisi dapat disaksikan oleh pemirsa pada saat peristiwa itu sedang berlangsung. Walaupun pemirsa berada dirumah masing- masing yang jauh dari tempat pertunjukkan, namun dapat menyaksikan dengan jelas dari jarak yang dekat. Stasiun televisi menyiarkan peristiwa sesuai dengan kenyataan. Para pemirsa dapat mendengar dan melihat sendiri kejadian seperti apa adanya, tidak seperti bila membaca berita di Koran mengenai peristiwa yang sama
·      Fungsi pendidikan, media televisi merupakan suatu media yang dapat menyiarkan sesuatu kepada khalayak dalam jumlah besar secara simultan. Untuk fungsi pendidikan ini dibedakan antara TV pendidikan dan TV pembelajaran. TV pendidikan sesuai dengan fungsinya sebagai media pendidikan. Stasiun televisi juga menyiarkan berbagai acara yang secara implisit mengandung unsur pendidikan. Acara- acara tersebut dapat berbentuk sandiwara, fragmen, ceramah, dan sebagainya. Jadi, acara pendidikan diselipkan ke dalam siaran yang sifatnya umum. Televisi pembelajaran menyiarkan program - program yang khusus untuk pembelajaran, yang bahan- bahan pelajarannya dikirim terlebih dahulu. Maka TV ini merupakan pendidikan formal jarak jauh.
·      Fungsi hiburan. Fungsi hiburan yang melekat pada televisi, saat ini tampak lebih dominan. Sebagian besar alokasi waktu di TV siaran diisi oleh acara- acara hiburan, karena pada layar TV dapat ditampilkan gambar hidup beserta suaranya bagai kenyataan dan dapat dinikmati di rumah oleh seluruh keluarga, serta dapat dinikmati pula oleh khalayak bahkan yang tidak mengerti bahasa asingpun dapat melihat.
c.    Video
Video sebagai media audio-visual yang menampilkan gerak, semakin lama semakin populer dalam masyarakat kita. Pesan yang disajikan bisa bersifat fakta maupun fiktif, bisa bersifat informative, edukatif maupun instruksional. Sebagian besar tugas film dapat digantikan oleh video. Tapi tidak berarti bahwa video akan menggantikan kedudukan film. Media video merupakan salah satu jenis media audio visual, selain film yang banyak dikembangkan untuk keperluan pembelajaran.
d.    Film Bersuara
Film bersuara ada berbagai macam jenis, ada yang digunakan untuk hiburan seperti film komersial yang diputar di bioskop-bioskop. Akan tetapi, film bersuara yang dimaksud dalm pembahasan ini ialah film sebagai alat pembelajaran. Film merupakan media yang amat besar kemampuannya dalam membantu proses belajar mengajar. Film yang baik adalah film yang dapat memenuhi kebutuhan siswa sehubungan dengan apa yang dipelajari.
Secara singkat apa yang telah dilihat pada sebuah film, vidio, ataupun televisi hendaknya dapat memberikan hasil yang nyata kepada siswa. Film yang baik memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
·      Sesuai dengan tema pembelajaran
·      Dapat menarik minat siswa
·      Benar dan autentik
·      Up to date dalam setting, pakaian dan lingkungan
·      Sesuai dengan tigkat kematangan siswa
·      Perbendaharaan bahasa yang benar.
e.    Sound slide (Film bingkai suara)
Slide atau filmstrip yang ditambah dengan suara bukan alat audio-visual yang lengkap, karena suara dan rupa berada terpisah, oleh sebab itu slide atau filmstrip termasuk media audio-visual saja atau media visual diam plus suara. Gabungan slide (film bingkai) dengan tape audio adalah jenis system multimedia yang paling mudah diproduksi.
f.      Kerucut Pengalaman
Berkaitan dengan berbagai jenis media yang telah diuraikan diatas, Edgar Dale (1956) mengemukakan klasifikasi yang begitu terkenal yaitu kerucut pengalaman ( the cone of experience) dalam bukunya “ Audio Visual Methods in Teaching “. Pengalaman manusia digambarakan sebagai suatu kerucut, yang dimulai dari pengalam langsung, sampai dengan yang paling abstrak, yaitu belajar melalui lambing kata- kata.
Secara berturut- turut, tahap-tahap dari pengalam konkret ke abstrak, digambarkan dalam kerucut pengalam sebagai berikut:
a.    Direct Purposeful Experiences (Pengalaman Langsung)
Pada dasar kerucut merupakan kenyataan yang dialami sendiri secara langsung oleh seseorang. Pengalaman langsung tersebut yaitu melihat, mendengae, memegang, merasakan, menyentuh, membau. Disamping itu, pengalaman ini tidak hanya langsung (direct), tetapi juga mempunyai tujuan tertentu (purposeful). Misalnya, pergi berbelanja, menyiapkan makanan, melakukan perjalanan, eksperimen di laboratorium. Seseorang berpartisipasi langsung dengan bertanggung jawab akan hasilnya.
b.    Contriverd Experiences atau Indirect Experiences (Pengalaman Tiruan atau Tidak Langsung)
Tingkat kedua pada kerucut ini, merupakan sesuatu yang dibuat atau tiruan, yang berbeda dengan aslinya, baik dalam ukuran, atau keduanya. Suatu model yang dibuat seperti aslinya akan lebih mudah dimengerti. Pengalaman tidak langsung yang merupakan tiruan dari realita, menjadi perlu bila sesuatu yang nyata tidak dapat ditampilkan secara langsung: bila terlampau besar atau terlampau kecil, atau bila sesuatu yang dipelajari kurang jelas, membingungkan, atau ada yang tersembunyi. Dalam keadaan seperti itu, tiruan lebih baik untuk pembelajaran daripada menunjukkan aslinya.
c.    Dramatized Experiences ( Pengalaman Bersandiwara)
Kadang-kadang pebelajar dapat mengalami secara langsung segala sesuatu yang terjadi dimasa lampau. Disamping itu, ada persoalan yang tidak dapat disampaikan dengan tiruan, atau ad aide-ide yang sangat abstrak dan simbolis. Partisipasi dalam sandiwara, dapat membantu lebih dekat dengan realita tertentu yang tidak terdapat pada pengalaman langsung. Seseorang dapat berpartisipasi dalam rekonstruksi pengalaman, jika telah mengalami secara langsung. Seseorang dapat memerankan karakter dalam suatu pertunjukkan tableau, atau sejarah. Meskipun tidak merupakan sesuatu yang sesungguhnya, dramatisasi memberikan kelebihan tertentu dalam pembelajaran diluar situasi rill.
Perlu dibedakan antara partisipasi dalam sandiwara dengan menonton sandiwara. Kedua pengalaman tersebut dapat bermanfaat, tetapi pebelajar yang bermain terlibat langsung dalam rekonstruksi sandiwara, lebih dekat dengan pengalaman langsung dibandingkan bila hanya menyaksikan pertunjukkan tersebut. Dramatisasi masih ada pada tahap bawah, karena lebih merupakan pengalaman langsung.
d.   Demonstration (Demonstrasi)
Demostrasi merupakan penjelasan visual dari suatu fakta, idea tau proses yang penting.  Seorang demonstrator menunjukkan bagaimana sesuatu dikerjakan. Seorang guru sains mendemonstrasikan pemisahan hydrogen dari oksigen dengan elektrolisa, guru matematika mendemostrasikan sempoa. Demostrasi memerlukan pengamatan yang teliti, pebelajar mungkin menanyakan tentang apa yang baru saja ditunjukkan dan bagaimana sesuatu itu kerjakan. Dalam demonstrasi ada dua kemungkinan, pertama mungkin pebelajar hanya mengamati, dan kedua, pebelajar terlibat dalam mengerjakan sesuatu. 
e.    Field Trip ( Karya Wisata)
Jika pebelajar melaksanakan karya wisata atau dengan istilah lain study tour, studi excursi, field study, school journey, pebelajar menyaksikan orang lain mengerjakan sesuatu. Sebagai pengamat, pebelajar tidak bertanggung jawab tentang apa yang terjadi, sehingga sebagai pihak luar tidak ada kemampuan untuk merubah peristiwa yang ada. Dalam karya wisata, pebelajar tidak selalu terbatas hanya pada kegiatan mengamati seperti halnya pada demostrasi. Ketika pebelajar mewawancarai pimpinan perusahaan, atau teknisi radio, atau wartawan surat kabar, karya wisata itu akan memberikan nilai tambah. Pengalaman dikombinasikan dengan partisipasi akan lebih bermakna. 
f.     Exhibits (Pameran)
Suatu pameran, kadang-kadang hanya berisi model yang diatur dalam suatu pajangan yang bermakna, kadang-kadang juga berisi foto maupun foto disertai model, bagan atau poster-poster. Kadang-kadang dimasukkan juga suatu demostrasi atau film. Suatu pameran, secara esensial merupakan sesuatu yang dilihat oleh pengamat, ada mock-up yang dipamerkan kepada penonton, tetapi kadang-kadang juga mengoperasikan beberapa alat dan bahkan mengikutsertakan beberapa kegiatan. Ada dua jenis pameran, yaitu sesuatu buatan pabrik atau buatan sekolah, misalnya bahan-bahan yang direncanakan dan dihasilkan oleh pebelajar dengan bimbingan guru.
g). Television and Motion picture (Televisi dan Gambar Bergerak)
Bila televisi dapat menjadi suatu film-memang sering merupakan suatu film- pebelajar mungkin mendiskusikan kualitas tertentu setelah menontonnya. Film merupakan salah satu jenis media, yang diam atau kombinasi penglihatan dan suara, tiga dimensi atau kombinasi tiga dimensi dengan suara, dan keempat jenis tersebut dikombinasikan dengan suara.
Pengalaman dengan gambar bergerak, tidak seperti karya wisata, menekankan pada waktu dan ruang. Tidak semua pengalaman asli ada di dalamnya, tetapi penekanan pada pengalaman memberikan keuntungan. Film dapat mengabaikan mater-materi yang tidak perlu atau tidak penting, jadi dipusatkan pada beberapa hal yang dipilih. Pada karya wisata misalnya berkunjung ke suatu pabrik baja, pebelajar harus mengikuti proses dari awal sampai akhir. Namun film tentang pembuatan baja, pebelajar dapat melewatkan secara cepat proses-proses yang kurang penting dan hanya ditekankan pada sesuatu yang lebih berarti. Dalam hal ini, ada peralatan mekanis yang memungkinkan untuk menunjukkan gerakan lambat, bila pebelajar akan mempelajari konsep-konsep penting.
g.    Still Picture, Radio, and Recording (Gambar Diam, Radio, dan Rekaman)
Tahap berikutnya dari kerucut pengalaman ini menunjukkan variasi materi yang luas, yaitu gambar diam (fotografi dan rekonstruksi visual yang lain), radio, dan rekaman. Peralatan visual maupun auditif mungkin digunakan secara individual atau kelompok. Jika menggunakan alat-alat tersebut di dalam kelas, perlu menyediakan peralatan seperti proyektor filmstrip, apaque, alat untuk memutar ulang. Semua bahan itu kurang langsung dibandingkan dengan pengalaman audio visual yang diuraikan di atas. Gambar diam memiliki dua kekurangan, baik gerak maupun suara. Hal yang sama pada siaran radio, dari suatu peristiwa aktual, merupakan siaran televisi minus dimensi visual.
h.    Visual Symbols (Lambang-Lambang Visual)
Lambang-lambang itu misalnya, papan tulis, peta datar, diagram, bagan, dll. Pada tahap ini, pembaca tidak lagi dihadapkan pada sesuatu yang nyata, melainkan gambaran yang abstrak. Bagan, grafik, peta, diagram adalah penggantinya. Disini dikomunikasikan bahasa baru yaitu simbol-simbol visual. Papan tulis, yang paling banyak digunakan sebagai alat untuk menyajikan simbol-simbol itu, meskipun banyak media lain (proyeksi maupun non-proyeksi) untuk menyajikannya.
Anak-anak SD tidak selalu dapat memahami suatu jenis simbol visual yang sesederhana pun. Bahkan pebelajar Sekolah Menengah pun mungkin menemui kesulitan dengan bagan dan diagram sederhana dan tak dapat membacanya dengan benar. Membaca peta juga dapat merupakan kesulitan bila ada simbol-simbol geografi seperti utara-selatan, gunung-gunung, dan sungai-sungai. Guru harus melihat bahwa alat bantu simbolis disesuaikan dengan tingkat pebelajar, yang disiapkan untuk menggunakan bahasa baru dari simbol-simbol visual. Salah satu prosedur yang paling baik adalah mengajak pebelajar membuat sendiri bagan, diagram, dan peta. 
i.      Verbal Symbols (Lambang Kata-Kata)
Simbol verbal merupakan puncak kerucut pengalaman. Semua tampilan beralih dari sesuatu yang riil. Kata “kuda” tidak seperti seekor kuda atau suara seperti kuda. Istilah “cuaca” tidak lagi menghasilkan suatu pengalaman khusus yang secara langsung berkaitan dengan artinya. Pada puncak kerucut, abstraksi dari segala yang realistis, kecuali arti dari suatu istilah, dan dengan arti ini akan mencapai kesepakatan bersama. Simbol verbal mungkin suatu kata untuk sesuatu yang konkrit (kuda), suatu formula (H2O), suatu ide (cantik), prinsip-prinsip ilmiah (hukum grafitasi), filosofi (kejujuran adalah kebijakan terbaik), atau suatu gambaran lain dari pengalaman yang diklasifikasikan dalam beberapa simbol.

3.    Manfaat Audiovisual dalam Pembelajaran

Hamalik (1986) mengemukakan bahwa pemakaian media audio-visual dalam proses belajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, meningkatkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar dan bahkan membawa pengaruh psikologis terhadap siswa. Selain itu, dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data yang menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data, dan memadatkan informasi.
Manfaat penggunaan media audio-visual:
1.    Menambah kegiatan belajar murid
2.    Menghemat waktu belajar
3.    Membantu anak-anak yang ketinggalan dalam pelajaran.
4.    Memberikan situasi yang wajar untuk belajar dengan membangkitkan minat, perhatian, aktivitas membaca sendiri dan turut serta dalam berbagai kegiatan sekolah
5.    Mengurangi uraian verbal

4.    Kelebihan dan Kekurangan Media Audio Visual dalam Pembelajaran

a.  Kelebihan Media Audio Visual
1.  Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat  verbalistis (dalam bentuk kata-kata, tertulis atau lisan belaka).
2. Mengatasi perbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti: Objek yang terlalu besar digantikan dengan realitas, gambar, filmbingkai, film atau model, Obyek yang kecil dibantu dengan proyektor micro, film bingkai, film atau gambar, Gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat dapat dibantu dengan tame lapse atau high speed photografi, Kejadian atau peristiwa yang terjadi masa lalu bisa ditampilkan lagi lewat rekaman film,video, film bingkai, foto maupun secara verbal, Obyek yang terlalu kompleks (mesin-mesin) dapat disajikan dengan model, diagram, dll., Konsep yang terlalu luas (gunung ber api, gempa bumi, iklim dll) dapat di visualkan dalam bentuk film,film bingkai, gambar,dll.
3. Media audio visual bisa berperan dalam pembelajaran tutorial.
b.  Kekurangan Media Audio Visual
1.    Terlalu menekankan pentingnya materi ketimbang proses pengembangannya dan tetap memandang materi audio-visual sebagai alat Bantu guru dalam mengajar.
2.    Media audio visual cenderung menggunakan model komunikasi satu arah.
3.    Media audio-visual tidak dapat digunakan dimana saja dan kapan saja, karena media audio-visual cenderung tetap di tempat.

B.            MULTIMEDIA

1.    Definisi Multimedia

Istilah multimedia berkenaan dengan penggunaan berbagai jenis/ bentuk media secara berurutan maupun simultan dalam menyajikan suatu informasi (Smaldino, dkk, 2005). Pendapat senada dikemukakan oleh Hefzallah (2004:56) yang mengatakan bahwa multimedia digunakan untuk mendeskripsikan penggunaan berbagai media secara terpadu dalam menyajikan atau mengajarkan suatu topik mata pelajaran. Konsep multimedia menurut Duffy, Mc.Donald & Mizell (2003) merupakan kombinasi multipel media dengan satu jenis media sehingga terjadi keterpaduan secara keseluruhan. Vaughan (1994: 4) multimedia adalah “berbagai kombinasi dari teks, grafik, suara, animasi, dan video yang disampaikan dengan menggunakan komputer atau alat elektronik lainnya”.
Dari pendapat diatas dapat diambil kesimpulan multimedia merupakan kombinasi bentuk media dari teks, grafik, suara, animasi, dan video  secara terpadu yang disampaikan melalui alat elektronik atau komputer.
Multimedia saat ini sinonim dengan format, computer-based yang mengombinasikan teks, grafik, audio, bahkan video ke dalam satu penyajian digital tunggal dan koheren. Lebih jauh, software multimedia disusun dalam bentuk hipermedia, yang mengizinkan pebelajar melompat diantara unsur-unsur tersebut sesuai dengan gaya belajardan keinginan pebelajar masing-masing.
Multimedia merupakan kegiatan interaktif yang sangat tinggi, mengajak pebelajar untuk mengikuti proses pembelajaran dengan memilih dan mengendalikan layar diantara jendela informasi dalam penyajian media. Dengan multimedia, berbagai gaya belajar pebelajar terakomodasi, seperti pebelajar yang auditori, visual, maupun kinestetik, sehingga pebelajar dapat memilih media yang sesuai dengan gaya belajar masing-masing. Multimedia terbagi menjadi dua kategori, yaitu: multimedia linier dan multimedia interaktif.
·       Multimedia linier adalah suatu multimedia yang tidak dilengkapi dengan alat pengontrol apapun yang dapat dioperasikan oleh pengguna. Multimedia ini berjalan sekuensial (berurutan), contohnya: TV dan film.
·       Multimedia interaktif adalah suatu multimedia yang dilengkapi dengan alat pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna, sehingga pengguna dapat memilih apa yang dikehendaki untuk proses selanjutnya. Contoh multimedia interaktif adalah: multimedia pembelajaran interaktif, aplikasi game, dll.

2.    Tujuan Penggunaan Multimedia

Tujuan penggunaan multimedia dalam pendidikan & pelatihan adalah melibatkan pebelajar dalam pengalaman multi sensori untuk meningkatkan kegiatan belajar. Pada masa lalu, pengalaman yang paling dominan adalah kata-kata tertulis dan lisan melalui buku teks dan ceramah. Saat ini, dimanfaatkannya multimedia dan berbagai sumber informasi serta metode pembelajaran, pencapaian hasil pembelajaran diharapkan lebih meningkat. Multimedia komputer menggunakan komputer untuk menyusun penggunaan informasi yang disimpan dalam berbagai bentuk, termasuk teks, gambar diam, grafik, video, suara, musik, efek suara (sound effect / fx).

3. Jenis-Jenis Multi Media

a. Multimedia Kits, merupakan kumpulan bahan-bahan yang berisi lebih dari satu jenis media yang diorganisasikan sekitar satu topik. Jenis ini termasuk, CD-ROM, slides, autotapes, gambar diam, media cetak, OHT, peta, lembar kerja, bagan, grafik, objek, model. Beberapa multimedia kits didesain untuk digunakan guru dalam penyajian di kelas. Sebagian didesain untuk digunakan pebelajar secara individual atau kelompok kecil. Multimedia kits juga tersedia dipasaran untuk berbagai jenis bidang studi.
Kelebihan:
-    Minat, multimedia membangkitkan minat karena bersifat multisensori. Setiap orang akan senang menyentuh dan memanipulasi objek yang sebenarnya.
- Kerjasama, Kit dapat menjadi mekanisme yang ideal untuk memberikan stimulus untuk kerja kelompok kecil.
-    Logistik, Kit memiliki keuntungan logistik yang nyata, dapat dibawa keluar kelas.
Kelemahan:
-    Biaya, belajar dengan kit multimedia lebih mahal daripada media yang lain, atau metode yang lebih konvensional
-    Penggunaan waktu, akan banyak memerlukan waktu untuk memproduksi dan memelihara materi.
-    Penggantian, kehilangan komponen-komponennya akan membuat kegagalan.
b.  Hypermedia, merupakan media yang memiliki komposisi materi-materi yang tidak berurutan. Istilah hypertext dikemukakan oleh Nelson pada tahun 1974 untuk mendeskripsikan “dokumen yang tak berurutan” dengan komposisi teks, audio, dan informasi visual yang disisipkan dalam komputer. Hypermedia mengacu pada software komputer yang menggunakan unsur-unsur teks, grafik, video dan audio yang dihubungkan dengan cara yang dapat mempermudah pemakai untuk beralih ke suatu informasi. Pemakai dapat memilih cara yang unik sesuai gaya berpikir dan cara memproses informasinya sendiri. Hypermedia didasarkan teori kognitif tentang bagaimana seseorang menstruktur.
c. Virtual Reality, media yang melibatkan pengalaman multi sensori dan berinteraksi dengan fenomena sebagaimana yang ada di dunia nyata. Virtual reality merupakan salah satu aplikasi teknologi berbasis komputer yang terbaru. Ada beberapa tingkat virtuality, dari yang kompleks, terjun ke lingkungan virtual, menambah, atau berpartisiapasi secara parsial, ke tingkat desktop, berarti pemakai menggunakan komputer untuk melihat jendela kenyataan.
- Glove. Piranti masukan yang dapat menangkap gerakan tangan dan mengirim informasi ke sistem.
- Headset. Piranti yang berfungsi untuk memonitor gerakan kepala.
- Walker. Piranti yang digunakan untuk memantau gerakan kaki.

Cara Kerja Virtual Reality:
Cara kerja sistem virtual reality: Pengguna memperhatikan suatu dunia semu, yang sebetulnya berbentuk gambar-gambar yang bersifat dinamis. Dengan media perangkat headphone atau speaker, pengguna bisa mendengar suara yang realistis. Dengan media headset, glove dan walker, semua gerakan pengguna dipantau oleh sistem kemudian sistem memberikan reaksi yang sesuai. Sehingga seolah-olah pengguna merasakan sedang berada pada situasi yang nyata, dan dapat dirasakan baik secara fisik maupun psikologis.
Contoh: simulasi penerbangan. Pilot bisa menggunakan sistem virtual reality untuk melakukan simulasi penerbangan sebelum melakukan penerbangan yang sebenarnya.
Kelebihan:
-       Keselamatan. Realitas virtual menciptakan dunia realistis tanpa menghadapkan pebelajar ke situasi nyata atau membayangkan bahaya dan resiko.
-       Perluasan. Pebelajar membutuhkan kesempatan untuk menggali tempat yang tidak fleksibel dalam dunia riil.
-       Judul terbatas. keterbatasan perangkat lunak yang realistis, walaupun setiap hari berkembang.
e.  Expert System. Secara umum, Expert System (ES) adalah sistem yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer, agar komputer dapat menyelesaikan masalah seperti yang biasa dilakukan para ahli. Expert System tidak untuk menggantikan kedudukan seorang pakar tetapi untuk memasyaratkan pengetahuan dan pengalaman pakar tersebut.
Paket software yang mengajarkan kepada pebelajar bagaimana memecahkan masalah yang kompleks dengan menerapkan kebijakan para ahli secara kolektif di lapangan. Setelah komputer menjadi kenyataan, para ahli tergugah oleh apa yang dilihat sebagai paralel antara bagaimana otak manusia bekerja dan bagaimana komputer dapat belajar sebaik mengulang dan menyusun informasi. Eksperimen para ahli tersebut membawa ke permainan komputer yang akhirnya sampai pada apa yang disebut expert system.
Kelebihan:
-       Lingkungan komputer terkontrol memungkinkan pengalaman multi sensori dan berinteraksi dengan fenomena tertentu sebagai yang ada didunia fisik.
-       Memberikan kesempatan yang besar dalam pendidikan karena ketersediaan perangkat lunak untuk menciptakan dunia riil.
Kelemahan:
-       Menuntut guru membetulkan pekerjaan pebelajar jika membuat kesalahan.

4. Manfaat Multimedia dalam Pembelajaran

a.    Membantu guru secara efektif dan efisien dalam melakukan persiapan mengajar yaitu pembuatan alat peraga, display, LKS, dll.
b.    Kegiatan belajar mengajar lebih menarik karena media yang dipakai dapat dilihat, bergerak, dan didengar.
c.    Meningkatkan kemampuan belajar dan kreativitas anak-anak secara aktif, langsung memanfaatkan komputer sebagai alat bantu belajar.
d.   Memperbesar benda yang sangat kecil dan tidak tampak oleh mata, seperti kuman, bakteri, elektron dll.
e.    Memperkecil benda yang sangat besar yang tidak mungkin dihadirkan ke sekolah, seperti gajah, rumah, gunung, dll.
f.     Menyajikan benda atau peristiwa yang kompleks, rumit dan berlangsung cepat atau lambat, seperti sistem tubuh manusia, bekerjanya suatu  mesin,  beredarnya planet Mars, berkembangnya bunga dll.
g.    Menyajikan benda atau peristiwa yang jauh, seperti bulan, bintang, salju, dll.
h.    Menyajikan benda atau peristiwa yang berbahaya, seperti letusan gunung berapi, harimau, racun, dll.

5.    Kelebihan Dan Kelemahan Multimedia

Kelebihan pembelajaran interaktif berbasis multimedia antara lain:
a.    Materi pelajaran yang abstrak menjadi lebih konkrit/nyata, sehingga mudah diterima siswa,
b.    Multimedia dapat mengatasi kendala ruang dan waktu. Siswa yang belum memahami materi dapat mengulang materi tersebut di rumah sama persis dengan yang dibahas dalam kelompok,
c.    Informasi pelajaran yang disajikan dengan media yang tepat akan memberikan kesan yang mendalam pada diri siswa,
d.   Penggunaan multimedia pembelajaran yang tepat akan dapat merangsang berbagai macam perkembangan kecerdasan.
e.    Materi pembelajaran yang diterima siswa menjadi lebih seragam (relatif sama) dan mengurangi resiko kesalahan konsep.
Kelemahan pembelajaran interaktif berbasis multimedia antara lain
a.    Masih kurangnya tenaga ahli dalam pembuatan dan penggunaan perangkat multimedia dalam pembelajaran.
b.    Akan menghabiskan biaya yang banyak.
c.    Kurang tepat untuk sekolah yang berada di pedalaman.

C.           PENGGUNAAN MULTIMEDIA

Sedemikian populernya penggunaan multimedia pada saat ini, namun untuk memproduksi serta menggunakannya diperlukan pertimbangan tertentu karena membutuhkan waktu, usaha keras, dan biaya. Oleh karena itu, Ko & Rossen (2001) memberikan beberapa pertimbangan kapan multimedia digunakan dan kapan pula ditolak. Misalnya seorang guru mengajar sejarah dengan menggunakan media grafis, akan membuktikan pemanfaatan multimedia. Namun bila guru mengajarkan matematika atau filsafat, kebutuhan untuk meningkatkan kemampuan pebelajar dengan media grafis, suara, animasi mungkin tidak begitu rill. Beberapa bidang studi yang secara tradisional tidak lebih dari hanya diperlukan penjelasan dengan suatu teks, mengapa harus membuang waktu dan usaha ekstra untuk memanfaatkan multimedia. 

1.  Kapan Multimedia Digunakan

-    Mengilustrasikan bagaimana mekanisme sesuatu itu bekerja, sering yang ditampilkan adalah subjek abstrak yang memerlukan penjelasan proses bagaimana sesuatu itu bekerja. Seorang guru ekonomi mungkin membutuhkan ilustrasi bagaimana pengaruh biaya, atau seorang insinyur listrik ingin menunjukkan bagaimana informasi digital mengalir melalui suatu yang logis. Untuk itu dibutuhkan multimedia.
-       Mengklarifisikan atau menekakan konsep-konsep abstrak yang kompleks sering sukar diingat pebelajar. Media grafis sering menyajikan ingatan kepada pebelajar yang berusaha memperoleh pemahaman tentang konsep yang benar.
-       Untuk mengilustrasikan materi yang tidak familiar. Apakah guru akan menghadapi konteks historis dan fegografis, ekologi, identifikasi suatu organisme, struktur atau cara bekerja sesuatu? Dengan menggunakan media grafis dan animasi dapat meningkatkan pemahaman pebelajar. Nilai utama suatu teks melebihi ilustrasi, grafis dan tabel yang disediakan. Web merupakan suatu sarana guru untuk menggunakan alat-alat komparatif yang tidak mahal, dapat memperhatikan kualitas buku teksnya sendiri dan tersedia untuk para pebelajar.
2Kapan Menolak Multimedia
Untuk meningkatkan kemampuan pebelajar, guru menggunakan video. Masalahnya, seberapa banyak waktu yang dibutuhkan dan usaha untuk menciptakan unsure-unsur multimedia ini? Bagaimana guru mengukur suatu media grafis atau animasi tingkat lanjut yang membutuhkan waktu untuk memproduksinya? Untuk itu semua ada Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan sebagai berikut:
-       Dukungan Institusi
Banyak institusi yang melakukan peningkatan pembelajaran inovatif dengan member penghargaan kepada anggotanya. Instutusi lain menyediakan dukungan melalui laboratorium, pusat media, atau membayar asisten mahasiswa. Dalam beberapa situasi dibutuhkan waktu untuk meningkatkan multimedia website. Jika sisi lain universitas memberi pekerjaan ekstra, pertanyaannya adalah seberapa banyak eksperimen yang dibutuhkan untuk mengekspresikan format baru tersebut? Akan dibutuhkan waktu untuk memasang website dengan unsur-unsur multimedia yang signifikan. Jelas membutuhkan banyak waktu bila pengguna tingkat lanjut mengakses presentasi ke powerpoint, men-scan dan memformat kembali beberapa grafis dan teks. Bila dosen berusaha menunjukkan kemampuannya dengan mengadakan riset sendiri, institusi tidak memberi kompensasi atas usaha tersebut, jelas yang bersangkutan akan membatasi sesuatu yang ambisius ini.
-       Relevansi Materi
Perlu diketahui bahwa penggunaan animasi atau video akan meningkatkan motivasi pebelajar untuk menggali materi atau presentasi guru. Dari semua itu, guru sering mengorbankan relevansi materi untuk alat, penggunaan grafis, guna mengekspresikan konsep atau bidang yang dicoba untuk diilustrasikan. Hal ini sering tak membantu pemahaman materi, bahkan membingugkan. Maka lebih baik tidak memproduksi materi seluruhnya.
-       Ketersediaan Materi Apapun
Sebelum menyajikan multimedia, yakinkan bahwa materi tidak eksis ditempat lain yang dapat diakses memlaui website. Lihat di website, kalau anda mendapatkan apa yang anda cari, mengapa harus membuang-buang waktu dan usaha menciptakan materi multimedia.
-       Aksesibilitas.
Sebelum memproduksi unsur multimedia yang kompleks, pertimbngkan apakah pebelajar mungkin dapat mengakses dengan mudah menggunakan komputer yang tersedia dirumah, juga didukung oleh modem yang canggih. Misalnya, bila guru menciptakan video digital dengan narasi suara, apakah institusi memiliki ahli dan alat-alat yag diperlukan untuk mewujudkannya? Bila dihubungkan ke tempat lain yang memiliki video dan animasi apakah pebelajar memiliki perangkat lunak yang diperlukan untuk mengaksesnya? Apakah materi yang direncanakan untuk memproduksi begitu kompleks atau apakah pengakses online lebih terbantu atau malah membosankan?.



BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
Media audiovisual adalah media perantara yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar untuk menyampaikan materi pembelajaran kepada peserta didik khususnya anak usia dini agar pembelajaran menjadi lebih menarik serta materi pembelajaran dapat diserap optimal oleh anak. Dalam menggunakan media audio-visual dapat memanfaatkan perkembangan multimedia agar semakin menarik dan efektif, namum dalam penggunaan multimedia harus dipahami kapan harus menggunakan multimedia dan tidak. Penggunaan multimedia yang tepat diharapkan dapat mengoptimalkan pencapaian tujuan pembelajaran. 


DAFTAR PUSTAKA

Anitah, S. (2009). Teknologi Pembelajaran. Surakarta: Yuma Pustaka.
http://uyunkachmed.blogspot.com/2011/10/pembelajaran-dengan-menggunakan-media.html





0 komentar:

Posting Komentar